top of page

Memahami Feline Infectious Peritonitis pada Kucing


foto oleh unsplash


Merawat kucing ternyata gampang-gampang susah, apalagi yang dipelihara adalah kucing ras. Hewan jenis itu mudah sekali mengalami sakit dan tertular Feline Infectious Peritonitis. Dampaknya, kucing jadi tidak bisa beraktivitas dan dapat berisiko mengalami kematian.

Untuk menghindari peliharaan mengalami gangguan Feline Infectious Peritonitis, ada baiknya Anda mengenal apa penyakit itu, tanda, dan cara penanganan yang tepat.


Apa itu Feline Infectious Peritonitis?

Feline Infectious Peritonitis merupakan penyakit menular pada kucing yang disebabkan oleh virus corona kucing atau Feline Coronavirus. Virus ini berjenis RNA dan mudah sekali mengalami mutasi. Namun tenang saja, walaupun Namanya serupa dengan virus Corona/covid-19 penyakit ini tidak dapat menular pada manusia.

Saat ini Feline Coronavirus terbagi menjadi dua jenis penyakit yakni Feline Enteric Coronavirus (FECV) dan Feline Infectious Peritonitis Virus (FIPV). Dua penyakit ini memiliki genetik serupa, tapi efeknya ke kucing berbeda. FECV jarang terjadi dan tidak mematikan, berbeda dengan FIP atau FIPV.

Virus yang menyebabkan infeksi mampu bertahan lama di luar tubuh inangnya. Kurang lebih 6 minggu baru mereka mati. Dengan kemampuan ini, peluang untuk menularkan ke kucing lain akan besar.

Kucing yang dimasukkan ke shelter dan menggunakan litter yang sama berisiko 80-90 persen tertular. Pasalnya, virus dari tubuh bisa ikut keluar bersamaan dengan cairan ekskresi termasuk urin, air liur, dan kotoran.

Virus umumnya akan menyerang organ usus dan bertahan di sana selama beberapa minggu. Jika tidak segera diatasi bisa menyerang ke organ lain dan memengaruhi kehidupan secara menyeluruh.


Gejala Umum Feline Infectious Peritonitis

Kucing yang mengalami infeksi Feline Infectious Peritonitis umumnya akan memiliki gejala atau tanda umum seperti:

● Berat badan yang naik turun dan badan cenderung kurus.

● Mengalami anoreksia, setelah makan isi perut akan dimuntahkan kembali.

● Pada anak kucing, akan ada pertumbuhan abnormal di tubuhnya.

● Terjadi efusi atau penumpukan cairan di rongga perut. Kondisi ini menyebabkan kucing jadi sering mengalami sesak napas.

●Area mata juga bisa mengalami masalah seperti infeksi dan inflamasi yang menyebabkan kucing sulit melihat dengan jelas.

● Kucing akan mudah mengalami diare dan sering muntah tanpa sebab.

● Kondisi kejang juga kerap terjadi.

● Tubuh kucing bisa mengalami tremor atau bergetar dengan sendirinya.

● Ataksia atau koordinasi yang buruk juga terjadi sampai menyebabkan kelumpuhan.


Diagnosis Penyakit

Diagnosis oleh dokter hewan biasanya akan dilakukan dengan melihat gejala fisik dari kucing itu saat datang. Riwayat dari kucing juga akan dicek jika pernah mengalami sakit sebelumnya.

Lebih lanjut, diagnosis dengan mengambil sampel cairan atau ekskresi dilakukan dokter untuk mengetahui ada tidaknya virus di sana. Jika ada, penanganan akan segera dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Cara terakhir untuk melakukan diagnosis adalah USG. Kucing yang disinyalir ada banyak cairan di rongga perutnya akan diperiksa agar jelas apa saja penyebabnya. Cairan di rongga perut ini sendiri juga perlu penanganan khusus dari tenaga Kesehatan hewan professional (dokter hewan).


Penanganan yang Tepat

Karena penyebab utamanya adalah virus, obat antiviral umumnya akan diberikan. Untuk jenisnya apa saja dan berapa dosisnya, lebih baik menghubungi dokter hewan terdekat.

Mereka akan melakukan diagnosis yang sesuai dengan standar dan mengetahui penyebab sakit. Selanjutnya dosis akan diberikan sesuai keparahan dan usia dari kucing.

Feline Infectious Peritonitis merupakan penyakit yang berbahaya dan bisa menyebabkan hewan peliharaan menderita. Jika Anda merasa melihat gejala tersebut, ada baiknya untuk segera dibawa ke dokter hewan.

Hindari memberikan pengobatan sendiri. Apalagi dilakukan dengan informasi yang tidak valid. Kucing yang terinfeksi penyakit Feline Infectious Peritonitis bisa mengalami gangguan yang parah dan sulit ditangani. Segera bawa anabul yang Anda curigai terkena FIP ke dokter hewan terpercaya.


Nah itulah sekilas tentang FIP, semoga dapat bermanfaat dan jangan lupa di-share ke Catlovers yang lain agar si meong lebih terjaga dari FIP.


Post: Blog2 Post
bottom of page