top of page
  • admin

Mengenal Immunity Gap Dan Fase Kritis Pertumbuhan Kitten!

Updated: Dec 10, 2022


foto oleh unsplash


Pertumbuhan tahap awal atau first age pada anabul merupakan masa yang menggemaskan bagi Owner. Para pecinta kucing umumnya memiliki memori indah atas hewan kesayangan mereka. Namun jika dilihat dari sisi medis, masa ini merupakan salah satu masa yang kritis yang mempengaruhi kesehatan dan harapan hidup anabul.

Pertumbuhan di usia ini tentu cukup kompleks yang ditandai dengan perubahaan yang signifikan mulai dari ukuran tubuh sampai perilaku. Agar hewan peliharaan tetap sehat, peran induk kucing serta perhatian ekstra pemilik kucing sangatlah diperlukan.

Pertumbuhan Kucing 0 – 6 Minggu

Berbicara tentang pertumbuhan, kucing menjadi salah satu hewan yang mengalami pertumbuhan cukup cepat. Usia 0-20 hari merupakan fase yang sangat membutuhkan peran induknya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi serta kehangatan. Di usia ini, anak kucing akan menyusu setidaknya 2 sampai 3 jam sekali dan menghabiskan waktu untuk tidur. Sistem kekebalan tubuhnya juga masih bergantung pada kekebalan tubuh pasif yang diwariksan oleh induk (maternal immunity). Kekebalan pasif ini diperoleh saat kitten mengkonsumsi kolostrum induk dari induknya.

Memasuki usia 3 sampai 6 minggu, gigi susu anak kucing mulai terlihat dan mulai memasuki masa sapih (weaning) sehingga dikenalkan dengan makanan bertekstur halus serta mudah dicerna. Anak kucing masih akan tetap menyusu pada induknya namun hanya beberapa kali sehari. Di usia ini juga anak kucing akan terlihat mulai aktif bermain. Pada saat inilah mulai terdapat kesenjangan imunitas atau immunity gap yang perlu diwaspadai bersama.


Sekilas Tentang Immunity Gap Dan Vaksinasi

Kesenjangan kekebalan tubuh (immunity gap) akan dialami oleh semua anak kucing di tahap awal pertumbuhannya. Hal tersebut terjadi karena adanya perubahan penyapihan dari induk, perubahan lingkungan serta perubahan makanan.


Grafik oleh Uwe Truyen dkk, "Feline Panleukopenia, ABCD Guideline on Prevention and Management" Journal of Feline Medicine and Surgery (2009)

Peralihan sistem kekebalan tubuh pasif (maternal immunity) yang menurun serta kekebalan aktif (kitten immunity) dari tubuh anak kucing yang meningkat namun belum terlalu kuat akan mengakibatkan adanya celah yang dikenal dengan immunity gap. Pada masa ini, salah satu pencegahan penyakit yang umum dipakai yaitu vaksinasi belum dapat digunakan karena kekebalan tubuh (aktif) dari kitten belum cukup kuat.

Kondisi ini karena vaksinasi secara sederhana adalah upaya untuk memicu peningkatan kekebalan dengan cara mengenalkan penerima vaksin dengan “penyebab” penyakit yang dilemahkan. Jika vaksinasi dilakukan terlalu awal, hal ini malah dapat mengganggu kekebalan tubuh penerima vaksin. Oleh sebab itulah, periode ini disebut dengan immunity gap. Di fase ini daya tahan tubuh anak kucing akan menurun sehingga rentan terhadap berbagai penyakit.

Pada saat inilah penyakit infeksius seperti distemper (panleukopenia) rawan menjangkiti kitten. Menurut European Advisory Board of Cat Disease, kurang dari 50% kucing selamat setelah terkena penyakit ini walaupun sudah dirawat secara intensif. Virus ini juga diketahui merupakan salah satu penyebab kematian kitten paling besar karena sangat menular.



Owner perlu memperhatikan kesehatan kittennya secara ekstra pada fase kritis ini. Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penularan penyakit infeksius pada saat ini, antara lain:

  • Pemberian vitamin khusus kucing

  • Pemberian makanan yang tinggi nutrisi. Jika memungkinkan berikan makanan khusus kitten atau makanan masa penyapihan.

  • Pemberian susu tambahan khusus kucing jika kucing masih belum dapat disapih

  • Pemisahan atau isolasi kucing yang menunjukkan gejala sakit

  • Konsultasi rutin dengan dokter hewan terdekat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh

  • Karena kekebalan dari induk ikut "diwariskan" ke kitten, sebaiknya owner juga memastikan induk mengikuti program vaksinasi dan terjaga kesehatanya selama proses kehamilan dan pemberian susu.

Untuk menutup immunity gap maka bisa dilakukan dengan tindakan pencegahan yang salah satunya adalah vaksinasi. Sesuai rekomendasi, vaksinasi anak kucing bisa dimulai pada usia 6-8 minggu. Pemberian vaksin pada hewan seperti kucing umumnya dilakukan melalui injeksi dibawah kulit. namun ada juga vaksin yang diberikan melalui rute lain seperti melalui hidung. Vaksinasi dapat merangsang sistem imunitas tubuh hewan agar bisa mengenali virus atau bakteri sehingga hewan tersebut bisa terlindungi jika bertemu dengan virus atau bakteri tersebut di lingkungannya kelak.


Lalu, Vaksin Apa Saja Yang Dibutuhkan Kucing?

Terdapat dua jenis vaksin yang dibutuhkan oleh kucing. Jenis vaksin pertama adalah vaksin inti (core vaccine) dimana vaksin ini mengandung virus yang paling penting serta ditemukan diseluruh dunia. Vaksin ini ini meliputi:

  • Feline Panleukopenia Virus (FPV).

  • Feline Calicivirus (FCV).

  • Feline herpesvirus-1 (FHV-1).

  • Vaksin Rabies.

Vaksin jenis kedua adalah vaksin non-core dimana vaksin ini juga wajib diberikan namun menyesuaikan dengan lingkungan tempat tinggi. Vaksin non-core tersebut meliputi:

  • Feline Leukemia Virus (FeLV).

  • Feline Immunodeficiency Virus (FIV)

  • Chlamydia Felis.

  • Feline Infectious Peritonitis.


Di Usia Berapa Kucing Boleh Vaksinasi Dan Bagaimana Jadwalnya?

Idealnya kucing bisa divaksinasi mulai usia 6-8 minggu, vaksinasi kemudian diulang setelah 2 sampai 4 minggu sekali sampai dosis terakhir diberikan di usia lebih dari 16 minggu.

Pengulangan vaksinasi ini dilakukan karena anak kucing masih memiliki antibodi maternal yang diturunkan dari kolostrum induknya. Keberadaan antibodi ini akan menganggu kemampuan imun anak kucing dalam merespon virus dalam vaksin. Itulah alasannya mengapa di usia 16 minggu terjadi pengulangan vaksin karena antibodi maternal sudah rendah sehingga tidak menganggu vaksinasi.

Walaupun telah melewati masa immunity gap, sebaiknya owner tetap memperhatikan program vaksinasi anabulnya. Penyakit infeksius lain seperti chlamydia sangat rentan menyerang kucing yang berusia dibawah 1 (satu) tahun.


Itulah sekilas tentang Immunity gap dan vaksinasi sebaiknya benar-benar diketahui oleh semua pemilik hewan khususnya kucing. Hal tersebut tentu saja dikarenakan ketika kesenjangan kekebalan tubuh (immunity gap) menurun karena kekebalan pasif dari induknya menurun sedangkan kekebalan aktif kitten belum cukup kuat. Jangan ragu berkonsultasi ke dokter hewan terdekat atau follow instagram @kawan.hewan untuk memperoleh info tentang kesehatan anabul.. Semoga bermanfaat!


Editor : Drh Dara Recardsari Casarus

Post: Blog2 Post
bottom of page