top of page
  • admin

Daging Sapi Yang Terpapar “Lumpy Skin Disease” Tak Layak Dikonsumsi, Mengapa Demikian?


foto oleh http://bbvetwates.ditjenpkh.pertanian.go.id


Setelah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), saat ini Penyakit lumpy skin disease (LSD) sedang mewabah dan menyerang peternakan sapi di beberapa wilayah Indonesia. Hal ini tentu saja menimbulkan kepanikan para peternak karena takut hewan ternaknya terjangkit penyakit berbahaya ini. Bahkan, ketakutanpun tak hanya dirasakan para peternak saja melainkan juga masyarakat umum karena kehebohan yang sebelumnya ditimbulkan akibat PMK.


Sekilas Tentang Lumpy Skin Disease Pada Sapi

Penyakit lumpy skin atau lumpy skin disease (LSD) merupakan penyakit yang menyerang hewan ruminansia khususnya sapi dan kerbau yang diakibatkan oleh capripoxvirus. Penyakit kulit benjol pada sapi dan kerbau ini tidak bersifat zoonosis dengan kata lain tidak menular ke manusia.

Sapi yang terkena lumpy skin disease akan menunjukkan beberapa gejala seperti luka pada kulit, penurunan nafsu makan, demam, penurunan produksi. Penyakit ini juga akan sangat fatal jika tidak terdeteksi sejak dini karena bisa menyebabkan kematian.

LSD mulai diidentifikasi penyebarannya di wilayah Riau pada tahun 2022 dan saat ini mulai menyebar ke wilayah lain di Indonesia. LSD merupakan tantangan terbaru bagi dunia peternakan ruminansia di Indonesia setelah sebelumnya dikejutkan oleh penyebaran penyakit PMK.


Lalu, Benarkah Daging Sapi Yang Terpapar Lumpy Skin Disease Tak Layak Dikonsumsi?

Melansir dari berita ABC Australia, Kepala Dokter Hewan Australia, Mark Schipp mengaku sudah mengamati penyebaran penyakit lumpy skin disease (LSD) di Asia Tenggara. Menurut Mark Schipp, Pemerintah Indonesia harus segera mewaspadai penyakit ini apalagi memasuki Bulan Ramadhan. Seperti yang diketahui bersama, pada bulan ramadhan dan masa lebaran, konsumsi daging sapi biasanya mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Tak hanya itu saja, David Littlepround yang merupakan Menteri Pertanian Australia juga mengaku siap memberikan dukungan untuk membantu negara Indonesia menekan penyebaran penyakit ini.

Mengetahui hal tersebut, Nuryani Zainuddin (Direktur Kesehatan Kementrian RI) langsung mengeluarkan surat edaran mengenai kewaspadaan penyakit LSD kepada pemangku kepentingan setiap daerah. Hal tersebut dilakukannya agar segera dilakukannya program vaksinasi, deteksi dini, penelusuran kasus, pengendalian lalu lintas dan pengendalian vektor penyakit.

Lumpy skin disease merupakan penyakit yang bisa diamati dari gejala klinisnya. Hal ini diperkuat oleh tanggapan Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM, Prof. drh. Wasito, Ph. D., menyebutkan bahwa lumpy skin disease bisa diketahui dari lesi patologis anatomis”. Wasito juga menambahkan bahwwa melonjaknya kasus ini bisa disebabkan karena lambatnya deteksi dini di lapangan.

Untuk mengatasi penyebaran penyakit lumpy skin disease, Prof. drh. Wasito, Ph. D., menghimbau kepada para pemilik peternakan jika mendapati hewan ternaknya terinfeksi LSD untuk segera melakukan desinfektan kandang.

Sedangkan untuk sapi yang sudah terlanjur terinfeksi, Warsito menyarankan untuk segera diisolasi dari hewan ternak lain yang belum terinfeksi. Sapi yang sudah terinfeksi LSD dalam kondisi sakit atau mati sebaiknya segera dilakukan stamping out atau dimusnahkan. Hal ini tentu saja dikarenakan dagingnya sudah tidak layak dikonsumsi oleh manusia.

Mengenai tidak layaknya daging sapi yang terpapar lumpy skin disease untuk dikonsumsi yaitu karena daging sapi yang terinfeksi LSD kekurangan nutrisi protein terutama asam amino karena digunakan untuk replikasi virus. “Daging sapi yang terindeksi LSD tidak layak untuk dikonsumsi. Daging tersebut sudah mengalami lack of nutrient protein asam amino karena replikasi virus.” Ujar Wasito.

Kabar baiknya, sebagian besar sapi yang terjangkit LSD dapat disembuhkan. Saat ini tidak ada penyembuhan khusus untuk penyakit ini, Pengobatannya berupa pengobatan gejalanya dan pemberian pengobatan supporting. Sebaiknya peternak segera menghubungi dokter hewan terdekat atau dinas pertanian/peternakan di daerahnya.

Nah itulah sekilas tentang lumpy skin disease dan alasan mengapa sapi yang terpapar lumpy skin disease tak layak dikonsumsi. Mari kita share info ini agar lebih banyak peternak yang mengetahuinya. Semoga bermanfaat!

Post: Blog2 Post
bottom of page