foto oleh kompas.tv
Dunia peternakan Indonesia baru-baru ini dihebohkan oleh sebuah fenomena. Kasus Lumpy Skin Disease atau LSD baru-baru ini terdeteksi di Indonesia khususnya di Provinsi Riau. Situasai ini tentu saja membuat beberapa negara seperti Australia waspada karena secara geografis negara Indonesia berdekatan dengan negara Kangguru tersebut. Lalu, apa sebenarnya Lumpy Skin Disease? Simak berikut penjelasannya!
Sekilas Tentang Apa Itu Lumpy Skin Disease
Lumpy Skin Disease (LSD) merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh virus bernama latin lumpy skin disease virus (LSDV) dimana virus tersebut bermateri genetik DNA dari genus Capripoxvirus. Virus lumpy skin disease ini umumnya menyerang hewan ternak ruminansia yaitu sapi dan kerbau.
Walaupun menyerang ternak ruminansia namun belum ada laporan terkait masalah LSD pada ternak ruminansia lain seperti domba dan kambing. Lumpy Skin Disease pertama kali dilaporkan di Zambia, Afrika sekitar tahun 1929 lalu terus menyebar di benua Afrika, Eropa bahkan Asia. Pada tahun 2019, penyakit ini juga dilaporkan terjadi di Cina dan India.
Setahun setelahnya LSD juga menyerang negara Vietnam, Nepal dan Myanmar. Di tahun 2021, Lumpy Skin Disease juga terdeteksi di Kamboja, Thailand serta Malaysia. Dan baru-baru ini LSD juga ditemukan di Indonesia tepatnya di Provinsi Riau. Hal ini tentu saja harus menjadi perhatian karena Lumpy Skin Disease merupakan penyakit yang akan menganggu kesehatan sapi ataupun kerbau.
Bagaimana Penularan Penyakit Lumpy Skin Disease?
Lumpy Skin Disease bisa menyebabkan luka pada kulit, kehilangan nafsu makan, demam, penurunan produksi dan yang paling fatal yaitu menyebabkan kematian. Hal ini tentu saja patut diwaspadai karena penyakit ini juga bisa menular dari satu sapi ke sapi lainnya atau ke satu ke kerbau ke kerbau lainnya.
Penularan penyakit Lumpy Skin Disease bisa disebabkan karena 2 kemungkinan yaitu secara langsung dan tidak langsung. Penularan Lumpy Skin Disease secara langsung bisa melalui kontak dengan kulit. Namun diketahui juga jika virus LSD ini diekskresikan melalui darah, leleran pada mata dan hidung, semen, air liur dan susu.
Sementara penularan secara tidak langsung umumnya melalui peralatan atau perlengkapan yang telah terkontaminasi virus seperti peralatan kandang dan jarum suntik. Penularan virus LSD juga terjadi secara mekanis melalui vektor seperti nyamuk, lalat dan caplak.
Gejala Klinis Lumpy Skin Disease
Gejala klinis Lumpy Skin Disease pada dasarnya dipengaruhi oleh umur, status imun ternak serta ras. Tanda-tanda klinis utama Lumpy Skin Disease yaitu pada lesi kulit terdapat nodul berukuran sekitar 1-7 cm yang ditemukan pada bagian tubuh seperti kepala, leher dan kaki.
Pada kasus yang dikategorikan berat, nodul tersebut dapat ditemukan hampir diseluruh tubuh ternak. Munculnya nodul ini biasanya diawali dengan kondisi demam tinggi bisa lebih dari 40,5 derajat celcius. Nodul jika dibiarkan akan menjadi lesi nekrotik dan ulseratif.
Selain demam, tanda klinis lainnya yaitu adanya leleran pada hidup dan mata, terjadinya pembengkakan limfonodus subscapula dan prefemorolis serta terjadi oedema pada kaki. Lumpy Skin Disease bisa menyebabkan penurunan produksi susu pada sapi perah, demam berkepanjangan dan infertilitas. Penyakit ini bukan merupakan penyakit zoonosis (menular dari hewan ke manusia).
Bagaimana Cara Penanganan Lumpy Skin Disease?
Sampai saat ini belum ditemukan pengobatan khusus terhadap Lumpy Skin Disease. Namun pengobatan LSD ini hanya bersifat symptomatik untuk mengobati gejala atau tanda klinis yang muncul serta suportif untuk memperbaiki kembali kondisi tubuh ternak yang terinfeksi.
Pencegahan Lumpy Skin Disease secara spesifik hanya vaksinasi. Sebagian besar vaksinasi LSD ini yaitu live attenuated namun tersedia juga dalam bentuk inaktif. Kewaspadaan terhadap penyakit Lumpy Skin Disease tentu saja wajib ditingkatkan salah satunya dengan memperkuat sistem pengawasandeteksi dini penyakit. Selain itu, Indonesia juga perlu memperketat pemeriksaan lalu lintas hewan serta meningkatkan pengujian dan diagnosis penyakit Lumpy Skin Disease.
Itulah sekilas tentang penyakit LSD yang saat ini terdeteksi di Indonesia. Bagi Anda peternak ruminansia, jangan ragu ragu untuk berkonsultasi ke dinas peternakan, mantri hewan maupun dokter hewan terdekat jika merasa gejalanya muncul pada ternak Anda. Semoga bermanfaat!
Humalog vial is a fast-acting insulin used to control blood sugar levels in people with diabetes. It begins to work within 15 minutes of injection, making it ideal for use before meals to manage glucose spikes. The humalog vial is commonly prescribed for both type 1 and type 2 diabetes, and it helps prevent complications like hyperglycemia. Administered either through a syringe or insulin pump, the humalog vial provides flexibility and convenience in managing daily blood sugar levels. It is important to follow your healthcare provider's dosing instructions to ensure effective and safe use of the medication.