top of page

Dampak Overpopulasi Kucing bagi Manusia, Lingkungan & Kesejahteraan Kucing


stray cat in neighborhood

foto unsplash


Hewan yang mengalami overpopulasi tidak baik untuk keseimbangan ekosistem, termasuk kucing. Overpopulasi kucing bisa berdampak tidak baik untuk manusia, lingkungan, maupun untuk hewan itu sendiri. Itulah kenapa, populasinya harus seimbang di tengah banyaknya orang yang memeliharanya.

Kucing adalah salah satu hewan paling populer di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Menurut AVMA (American Veterinary Medical Association), populasi kucing terbanyak di dunia, salah satunya yaitu Amerika Serikat, adalah lebih dari 58 juta ekor.[1]


data hewan peliharaan

Sumber gambar: AVMA


Dampak Overpopulasi Kucing bagi Kesejahteraan Kucing

Bagi kucing rumahan, dampak overpopulasi biasanya tidak terlalu berdampak buruk. Pasalnya, kucing rumahan sudah mendapatkan perhatian dari para pemiliknya. Sedangkan untuk kucing jalanan, dampak negatif dari overpopulasi kucing bisa sangat besar.

Berikut beberapa dampak overpopulasi pada ekosistem kucing sendiri:

  • Berkonflik dengan manusia dan berpotensi mengalami kekerasan saat sedang mencari makan. 

  • Kucing tak bertuan rentan dicap sebagai ‘hama’ oleh masyarakat di sekitar.

  • Berdampak terhadap kesehatan kucing dan bisa menjadi sumber penularan penyakit antar-kucing atau antar hewan lain.


Dampak Overpopulasi Kucing bagi Manusia

Sebagai salah satu hewan paling populer, populasi kucing di dunia tergolong banyak, termasuk di Indonesia. Kenapa populasi kucing bisa banyak? Selain sebagai hewan peliharaan, banyak cat lovers yang memberi makan kucing jalanan sehingga populasinya berpotensi semakin bertambah.

Selain berdampak tidak baik untuk hewan tersebut, overpopulasi kucing juga berdampak negatif untuk manusia. Salah satunya yaitu bisa menjadi hewan yang berpotensi menyebarkan penyakit ke manusia.

Selain itu, dampak lainnya yaitu kucing bisa menjadi hama bagi manusia jika populasinya tidak terkendali. Salah satu contohnya, kucing akan mencari makan dengan cara berburu hewan peliharaan seperti burung, dan masih banyak lainnya.

Ketika kucing sudah mengganggu rantai makanan dan lingkungan sekitar, maka hewan lucu yang menggemaskan ini akan dianggap sebagai hama. Jika hal ini terjadi, maka tentu saja akan berdampak buruk pada hewan tersebut.


Apakah Overpopulasi pada Kucing Berdampak pada Lingkungan?

Selain berdampak pada sesama kucing dan juga pada manusia, faktanya overpopulasi pada hewan lucu dan menggemaskan ini juga berdampak pada lingkungan. Terutama untuk kucing-kucing jalanan yang tidak terkendali populasinya.

Kucing yang mengalami overpopulasi di daerah tertentu bahkan bisa mengancam bagi lingkungan. Pasalnya, kucing adalah hewan yang punya keahlian dan insting memburu, baik itu kucing peliharaan maupun kucing jalanan.[2] 

Nah, jika jumlahnya makin banyak, bahkan tak terkendali, hewan pemburu yang terlihat lucu dan menggemaskan ini ternyata bisa mempengaruhi kondisi rantai makanan.

Jika jumlah kucing kian membludak, maka hewan tersebut bisa mengganggu keseimbangan ekosistem. Pasalnya, hewan ini berpotensi untuk mengganggu rantai makanan hingga membunuh hewan lain.

Pada rentang tahun 2019-2020, pemerintah Australia mengeluarkan kebijakan untuk membunuh jutaan kucing. Hal ini karena pemerintah Australia kucing sudah mengganggu ekosistem di Negeri Kangguru tersebut. (4)

Overpopulasi kucing liar yang terjadi di Australia telah membunuh jutaan mamalia yang menyebabkan ekosistem tidak seimbang.

Kejadian di Australia bisa terjadi di berbagai belahan dunia lain ketika kucing mengalami overpopulasi.Pasalnya, hewan yang kita anggap lucu ini ternyata bisa menjadi mesin pembunuh bagi hewan lain.


Sterilisasi, Bantu Tekan Overpopulasi pada Kucing

Pecinta kucing di Indonesia terus meningkat.[3]  Untuk mencegah overpopulasi, ada salah satu cara yang paling ampuh yaitu dengan sterilisasi. Bagi para cat owner, sangat penting untuk melakukan sterilisasi untuk membantu menekan populasinya agar tetap seimbang.

Bagi Anda pemilik hewan peliharaan kucing yang ingin melakukan sterilisasi, ikuti tips berikut:

1. Perhatikan Usia Kucing

Bagi Anda yang ingin melakukan prosedur sterilisasi kucing, maka sebaiknya perhatikan terlebih dahulu usianya. Alangkah baiknya Anda langsung melakukan kebiri atau sterilisasi pada usia kucing baru satu bulan.

2. Lakukan pada Dokter Hewan Berpengalaman

Selain itu, lakukanlah sterilisasi oleh ahlinya, yaitu seorang dokter hewan yang berpengalaman. Dengan begitu, proses kebiri lebih terjamin dan aman.[1] 

Itulah beberapa dampak overpopulasi kucing bagi manusia, kucing, dan lingkungan, beserta solusinya. Ingin belanja berbagai kebutuhan kucing kesayangan Anda? Pantau terus artikel seputar hewan dan kesehatannya hanya di Kawan Hewan. Atau, Anda pun bisa follow Instagram dan TikTok kami untuk mendapat informasi terkini seputar kucing, anjing, dan beragam hewan yang lain.

tolong untuk paragraf sterilisasi dikurangi saja. perbanyak penjelasan tentang dampak dampak buruk overpopulasi pada kucing. Semoga bermanfaat.


Referensi


Post: Blog2 Post
bottom of page