top of page

Selamat Hari Lahir Peternakan Dan Kesehatan Hewan Indonesia, 26 Agustus! Beginilah Sejarahnya!


foto oleh unsplash


Tepat hari ini yaitu pada tanggal 26 Agustus merupakan hari penting yang tidak boleh terlewatkan apalagi bagi anda pecinta hewan. Pada tanggal 26 Agustus selalu diperingati sebagai Hari Lahir Perternakan Dan Kesehatan Hewan Indonesia. Hari peringatan ini tentu saja sangatlah penting mengingat peternakan menjadi salah satu hal yang bisa mempengaruhi kehidupan masyarakat dan perekonomian Indonesia. Lalu, bagaimana sejarah Hari Lahir Peternakan Dan Kesehatan Hewan Indonesia, 26 Agustus? Simak ulasannya berikut inI!


Berikut Sejarah Hari Lahir Perternakan Dan Kesehatan Hewan Indonesia 26 Agustus Yang Penting Untuk Diketahui!

Sejak zaman VOC, peternakan sebenarnya sudah dikembangkan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan VOC di Nusantara (Indonesia). Pengembangan kuda dilakukan untuk berbagai keperluan tentara seperti mengangkut beban saat melaksanakan perang baik itu untuk kerajaan yang ada di Indonesia ataupun terhadap bangsa-bangsa asing.

Disamping hal tersebut, kuda juga digunakan oleh para bangsawan Belanda sebagai kuda tunggangan dan menarik kereta. Tak hanya kuda saja, pada masa VOC juga terdapat pengembangan kerbau dan sapi untuk kepentingan penyediaan daging untuk memenuhi kebutuhan konsumsi orang-orang VOC yang berada di Indonesia.

Setelah pemerintahan Belanda mengambil alih kekuasaan di Nusantara dari VOC (tahun 1800), Pemerintah Hindia Belanda mulai melakukan sejumlah langkah untuk mengembangkan perternakan. Langkah tersebut dimulai pada tahun 1806 dimana pemerintah Hindia Belanda mendatangkan sapi Benggala yang berasal dari India yang diperuntukkan untuk perkebunan tebu di Indonesia.

Hal ini wajar karena Industri Gula merupakan salah satu sumber kekayaan pemerintah Belanda. Bahkan sejarah mencatat bahwa Hindia Belanda (Indonesia semasa dijajah Belanda) pernah menjadi eksportir gula terbesar kedua di dunia.

Selanjutnya sebagai salah satu upaya pemeliharaan kesehatan hewan yang diperuntukkan untuk kepentingan pemerintah Belanda, misalnya kuda untuk pasukan militer dan sapi untuk sumber tenaga dan susu, maka pada tahun 1820 didatangkanlah dokter hewan pertama ke Indonesia yaitu Drh. R.A Coppicters.

Seiring berjalannya waktu, pada tanggal 26 Agustus 1836 terdapat ketetapan yang dikeluarkan secara resmi oleh pemerintah melalui sebuah plakat tentang larangan pemotongan sapi betina yang produktif. Hal tersebut merupakan awal campur tangan (kebijakan) pemerintah terhadap peternakan serta kesehatan hewan. Dan tanggal inilah yang hingga saat ini dijadikan sebagai Hari Lahir Peternakan Dan Kesehatan Hewan Indonesia.


Pembentukan Jawatan Kehewanan Baru

Walaupun kegiatan dalam pengembangan hewan ternak sudah dimulai sejak jaman VOC, namun pembentukan jawatan kehewanan baru terjadi di tahun 1841. Jawatan baru tersebut bernama Veeartsenijkundige Dienst (VD) yang berada di bawah Departemen Luar Negeri. Namun tak berselang lama, jawatan kehewanan ini berpindah-pindah tangan, berikut perpindahannya:

  • Tahun 1851, Jawatan Kehewanan yang awalnya di bawah Departemen Luar Negeri berpindah tangan di bawah naungan Militer/Pasukan Berkuda/Kavaleri yang dipimpin oleh Direktur Kebudayaan berdasarkan Besluit Gubernur Jenderal pada tanggal 24 Desember Tahun 1851 Nomor 3.

  • 1 Januari 1867, Jawatan kehewanan berpindah tangan kembali ke bawah naungan Departemen Pendidikan, Kebudayaan dan Kerajinan.

  • Tahun 1885, Jawatan kehewanan pindah tangan kembali ke bawah naungan Departemen Luar Negeri.

  • Tahun 1905, Jawatan kehewanan dilimpahkan ke Departemen Pertanian dan Perdagangan. Keputusan tersebut dituangkan dalam Staablad Nomor 380 Tahun 1904. Instansi jawatan tersebut merupakan cikal bakal yang terus berkembang dan berkali-kali mengalami perubahan nama. Pada akhirnya jawatan kehewanan ini menjadi sebuah institusi yang disebut Direktorat Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Hewan.

Peternakan Dan Kesehatan Hewan Di Zaman Jepang

Pada zaman penjajahan Jepang, urusan pengembangan peternakan terbengkalai. Semua hal yang telah dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda tidak berlaku untuk Jepang bahkan pembinaan peternakan hampir tidak dilakukan. Pemerintah Jepang juga mulai mengganti beberapa nama instansi yaitu:

  1. Veeartsenijkundeg Institut dirubah namanya menjadi Balai Penyelidik Penyakit Hewan (BPPH).

  2. Sekolah Dokter Hewan diganti menjadi Semon Zui Gakko yang berlangsung sampai pertengahan tahun 1945 yang menjadi cikal bakal Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan pada 20 September 1946.

Peternakan Dan Kesehatan Hewan Pada Orde Lama Dan Orde Baru


Dengan kemerdekaan Indonesia, berubah pula pengelolaan terhadap peternakan dan kesehatan hewan. Pada periode 1945 sampai 1949, Indonesia mengalami masa perang kemerdekaan sehingga pengelolaan peternakan baru dapat berjalan secara efektif setelahnya.


Orde Lama

Seiring berjalannya waktu, Indonesia memasuki order lama. Pada order ini, beberapa kegiatan pembangunan telah terjadi. Salah satunya pembangunan pada peternakan yaitu didirikannya Perusahaan Negara (PN) Perhewani dan Pembangunan Badan Penyelidikan Penyakit Mulut dan Kuku (BP-PMK) di kota Surabaya. Kedua lembaga tersebut dibangun pada tahun 1952.

Selain itu, dibentuk juga Lembaga Penelitian Peternakan (LPP) di tahun 1950 di kota Bogor yang bernama Balai Penelitian Umum (BPU) dan Pembangunan Balai Besar Penelitian Veteriner. Di tahun yang sama juga ada pembangunan di Baturraden dimana didirikannya Taman Ternak Baturraden di susul dengan pembangunan Taman Ternak Padang Mangatas. Sementara di Bidang Pendidikan di bangun Sekolah Pertenakan (SNAKMA) di kota Malang dan Bogor.


Orde Baru

Sementara pada masa orde baru tepatnya pada tanggal 3 November 1966, dibentuklah Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Kehewanan yang kemudian pada tanggal 18 Januari 1968, Ditjen Kehewanan berubah menjadi Direktorat Jenderal Peternakan. Memasuki periode Pelita IV, Soeharto membentuk sebuah jabatan baru yang sebelumnya tidak ada.

Jabatan baru tersebut yaitu Menteri Muda Urusan Peningkatakan Produk Peternakan Dan Perikanan dalam Kabinet Pembangunan IV. Tokoh yang dipercaya oleh Soeharto untuk menjadi menteri tersebut adalah Prof. JH Hutasoit yang menjabat pada tanggal 29 Maret 1983 sampai 19 Maret 1988.


Peternakan Dan Kesehatan Hewan Pada Era Reformasi

Di tahun 2000, telah terjadi perubahan nomenklatur struktur organisasi di Departemen Pertanian. Direktorat Jenderal Peternakan berubah nama menjadi Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan. Tugas dan fungsi institusi tersebut yaitu seputar pembinaan yang berkaitan dengan produksi.

Hingga akhirnya pada tahun 2005, Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan berganti nama menjadi Direktorat Jenderal Peternakan. Pada tahun 2010 hingga sekarang Direktorat Jenderal Peternakan berganti nama menjadi Direktorat Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Hewan.

Pada tanggal 3 Oktober 2016, Menteri Pertanian mengeluarkan program Upaya Khusus Percepatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting (Upsus Siwab). Program ini bertujuan untuk meningkatkan populasi sapi dan kerbau dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri masyarakat Indonesia. Salah satu langkah dalam Upsus Siwab sendiri adalah pelarangan pemotongan betina produktif di berbagai wilayah di Indonesia. Hal ini bisa terbilang mirip dengan kebijakan yang menjadi tonggak diperingatinya hari lahir peternakan dan kesehatan hewan Indonesia.

Nah itulah sekilas tentang sejarah Hari Lahir Peternakan Dan Kesehatan Hewan pada tanggal 26 Agustus yang sebaiknya anda ketahui. Di tahun ini peringatan tersebut memasuki tahun ke 19 sejak 2003 perayaan pertama. Walaupun di masa pandemi seperti sekarang ini tentu kita patut memperingatinya. Selamat Hari Lahir Peternakan Dan Kesehatan Hewan!


"Manusya Mriga Satwa Sewaka”

Post: Blog2 Post
bottom of page