top of page

Mengenal Penyakit Mulut Dan Kuku Pada Sapi: Gejala, Penularan Dan Pencegahan!


foto oleh unsplash


Tahukah anda? Baru-baru ini dunia pertenakan digemparkan dengan adanya wabah penyakit mulut dan kuku pada hewan yang menyerang ribuan sapi di sebagian wilayah Gresik, Sidoarjo, Lamongan dan dikhawatirkan wilayah lain di Jawa Timur. Seperti dilansir di akun instagram @inigresik, Drh Budi Santoso dari Dispertan Gresik menyatakan padahari senin tanggal 9 Mei 2022 telah ada 725 ekor sapi yang terjangkit penyakit ini dan 13 ekor yang telah meninggal di Gresik saja.

Hal ini tentu saja harus menjadi perhatian semua pertenak mengingat wabah penyakit tersebut sangat menular dan jika dibiarkan bisa menyebabkan kematian ternak. Kondisi ini dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar jika tidak segera dilakukan langkah langkah penanganan.


Sekilas Tentang Penyakit Mulut Dan Kuku Pada Sapi

Penyakit mulut dan kuku atau dikenal dengan foot and mouth disease adalah penyakit endemik yang menyerang hewan yang memiliki kuku belah/bercabang dua seperti sapi, kambing, kerbau, unta, rusa hingga babi. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang sangat menular virus tipe A dari family picornaviridae, genus apthovirus.

Penyakit mulut dan kuku pada sapi menyebabkan luka yang sangat menyakitkan serta lecet pada kaki, mulut hingga putting hewan. Wabah penyakit ini termasuk kedalam salah satu penyakit menular dimana penularannya sendiri umumnya terjadi karena kontak langsung. Virus ini juga bisa menyebar secara aerosol tergantung cuaca, suhu lingkungan serta kelembaban.

Tak hanya itu saja, sapi juga bisa terinfeksi dari makanan yang telah terkontaminasi. Bahkan virus ini juga bisa menular melalui vektor hidup seperti terbawa oleh manusia dan bukan vektor hidup seperti terbawa angkutan, alas kandang hingga peralatan makan.

Lalu, Bagaimana Gejala Klinis Penyakit Mulut Dan Kuku Pada Sapi?

Secara garis besar, gejala klinis yang terlihat saat sapi terserang penyakit mulut dan kuku yaitu demam pada hewan serta pembentukan lepuh, koreng hingga bisul pada lidah, hidung, kaki, mulut dan puting. Namun agar anda bisa lebih mengenalinya, berikut penjelasan lebih lengkap mengenali gejala klinis penyakit mulut dan kuku pada sapi:

  • Sapi mengalami pyrexia atau demam tinggi mencapai 41 derajat celcius yang disertai dengan mengigil dan penurunan produksi susu yang sangat drastis untuk 2 sampai 3 hari kemudian.

  • Kehilangan nafsu makan (anorexia).

  • Sering menggosokkan bibir serta menggeretakkan gigi

  • Adanya leleran pada mulut dan hidung.

  • Sering menendangkan kaki.

  • Adanya lepuh dan erosi sekitar mulut, moncong hidung, lidah, gusi, kulit sekitar kuku dan puting ambing

Jika gejala klinis tersebut diketahui sejak dini dan anda langsung melakukan tindakan penyembuhan maka proses penyembuhannya umumnya terjadi antara 8 sampai 15 hari. Namun jika gejala tersebut dibiarkan begitu saja, maka bisa menyebabkan hal yang fatal yaitu kematian dan akan menular ke sapi lain yang berada dalam satu kandang.

Penyakit ini tidak ada obatnya sehingga pengobatan terbatas pada penyembuhan infeksi sekunder dan penyembuhan diri sapi (tergantung pada perawatan dan imunitas sapi). Penyakit ini bukan merupakan penyakit zoonisis sehingga tidak perlu dikhawatirkan penularannya ke manusia. Namun manusia bisa menjadi salah satu vector penyebar.


Pencegahan Penyakit Mulut Dan Kuku Pada Sapi

Dikarenakan menjadi salah satu penyakit yang menular dan mematikan, penyakit mulut dan kuku pada sapi pastinya harus dicegah sedini mungkin. Salah satu cara mencegah atau mengatasi penyakit mulut dan kuku pada sapi yaitu dengan membatasi keluar masuknya sapi dan hasil-hasilnya dari negara atau daerah yang terdapat penyakit tersebut.

Sementara secara medis, pencegahan penyakit mulut dan kuku pada sapi ini bisa diatasi dengan cara vaksinasi pada sapi khususnya di wilayah yang rentan terhadap penyakit tersebut yaitu daerah perbatasan antara daerah terinfeksi dan tidak. Untuk mencegah agar penyebarannya tidak meluas, maka perlu dilakukan tindakan pemusnahan sapi yang terinfeksi. Sebagai contoh pada tahun 2001, terdapat 1 juta hewan ternak yang dimusnahkan dalam beberapa minggu untuk mencegah penyebaran penyakit ini.

Selain vaksinasi, peternak juga perlu untuk memperhatikan kebersihan dan sanitasi ternak, kandang. Alat dan manusia yang memiliki akses kedalam kandang. Hal ini diperlukan karena virus ini mudah menyebar namun dapat diberantas dengan menggunakan disinfektan yang cukup kuat.

Karena bukan merupakan penyakit zoonosis, masyarakat tidak perlu khawatir untuk mengkonsumsi produk hasil ternak selama produk tersebut telah diolah atau dimasak dengan baik. Pengolahan ini perlu untuk mencegah penyebaran ke hewan atau ternak yang lain. Secara percobaan penyakit ini diketahui dapat menginfeksi kelinci, hamster dan tikus.

Penyakit mulut dan kuku pada sapi sangat berdampak besar terutama pada bidang ekonomi. Adanya wabah penyakit ini bisa meningkatkan kematian pada sapi muda, produksi susu menurun, penurunan berat badan sapi potong hingga penurunan populasi sapi karena terjadinya keguguran dan kematian. Secara jangka pendek, merebaknya penyakit mulut dan kaki dapat menyebabkan panic selling di kalangan peternak.

Dampak ekonomi tersebut pastinya pernah dirasakan oleh beberapa negara yang telah mengalami endemik penyakit mulut dan kuku pada sapi. Jadi, jangan sampai Indonesia mengalami hal tersebut sehingga pencegahan sejak dini harus segera dilakukan. Hubungi dinas kesehatan hewan atau dokter hewan terdekat untuk mendapatkan penanganan khusus jika terdapat gejala penyakit mulut dan kuku.

Semoga bermanfaat.


Dapatkan juga panduan penanganan penyakit mulut dan kaki dari Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia.
Post: Blog2 Post
bottom of page