top of page
  • admin

Sejarah Antraks di Indonesia: Perkembangan Kasus dari Tahun ke Tahun

Updated: Jul 27, 2023

Pasti Anda sudah tidak asing lagi dengan penyakit antraks yang juga populer dengan nama penyakit sapi gila. Namun, mungkin banyak yang belum tahu tentang sejarah antraks di Indonesia.

Oleh karena itu, artikel ini akan membahas sejarah kasus-kasus antraks yang terjadi di Indonesia dari tahun ke tahun.


seorang dokter hewan Bersiap memberikan vaksin pada sapi

Foto oleh freepik


Sejarah Anthrax di Indonesia

Nama anthrax berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti batu bara. Ini karena salah satu gejala penyakitnya adalah luka berwarna hitam seperti batu bara.

Penyebab penyakit ini adalah bakteri Bacillus anthracis. Bakteri tersebut menginfeksi herbivora, khususnya sapi. Manusia juga bisa tertular jika melakukan kontak langsung atau mengonsumsi daging hewan yang terjangkit antraks.

Penyakit ini sangat sulit diberantas karena bakteri penyebabnya mampu menghasilkan spora dan bertahan hingga puluhan tahun. Oleh karena itu, hampir setiap tahun terjadi wabah antraks di Indonesia.

Lantas kapan dan dimana penyakit ini muncul pertama kalinya? Menurut Centers for Disease Control and Prevention Amerika, penyakit antraks pertama kali muncul di Mesir 700 tahun sebelum masehi.

Lalu, bagaimana sejarah antraks di Indonesia? kapan penyakit ini mulai masuk ke Indonesia?

Menurut Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Antraks Kementerian Kesehatan, kasus antraks di Indonesia pertama kali terjadi pada tahun 1832 di Sulawesi Tenggara.

Tepatnya, kasus tersebut terjadi di Kecamatan Tirawuta dan juga kecamatan Mowewe, Kabupaten Kolaka, Sulteng. Setelah itu, kasus selanjutnya yang menarik perhatian adalah meninggalnya 36 orang di kecamatan yang sama pada tahun 1969 akibat memakan daging.

Tahun 1973, 7 orang juga meninggal sesudah makan daging di Kecamatan Tirawuta, Kolaka, Sulteng.

Selain di Sulawesi Tenggara, wabah antraks juga terjadi di Teluk Betung, Lampung pada tahun 1884. Sementara itu, pada tahun 1885, wabah tersebut mulai terjangkit di provinsi lain yaitu Bali dan Sumatera Selatan.


Data Kasus Antraks di Indonesia

Untuk data sejarah antraks di Indonesiabisa Anda lihat melalui tabel berikut.

No

Tahun

Wilayah

1

1832

Kolaka, Sulawesi Tenggara

2

​1884

Teluk Betung, Lampung

3

1885

Bali, Sumatera Selatan, Lampung

4

1969

Kolaka, Sulawesi Tenggara

5

​1973

Sulawesi Tenggara

6

​1976

Bima, NTB

7

​1977

Dompu dan Sumbawa Besar

8

​1985

Paniai, Irian Jaya

9

1990

Semarang, Demak, Boyolali Jateng

10

1996 - 2001

NTT

11

​2000

​Purwakarta, Jabar

12

​2001

Bogor, Jabar

13

​2007

Sumba Barat

14

2010

Sulawesi Selatan

15

2013

Sulawesi Selatan

16

2014

​Jatim dan Sulsel

17

2015 - 2016

Sulsel, Yogyakarta

18

2016 - 2018

Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Barat, Jatim, NTB, dan Yogyakarta

19

​2020 - 2022

Yogyakarta, Jatim, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Jateng

Pada tahun 2023, kasus yang sedang menjadi perbincangan hangat adalah kasus antraks di Gunung Kidul Yogyakarta yang menyebabkan 3 korban meninggal. Satu korban menjadi suspek antraks karena telah menjalani pemeriksaan.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan mengkategorikan kasus ini sebagai kejadian luar biasa.

Sejarah antraks di Indonesia berulang di beberapa daerah karena memang spora bakteri tersebut bisa bertahan hingga puluhan tahun.


Peran Pemerintah dalam Mengendalikan Penyakit Antraks

Berdasarkan sejarah antraks pada sapi di Indonesia, dapat disimpulkan bahwa wabah ini selalu berulang. Beberapa wabah juga terjadi di wilayah yang sama.

Terbukti bahwa pemberantasan penyakit ini cukup sulit. Meski sejarah antraks di Indonesia sudah cukup lama, pemerintah melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kesehatan terus berusaha melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan dan mencegah wabah ini.[4]

Dengan begitu, kasus terjadinya wabah antraks di Indonesia tidak terulang kembali. Berikut adalah beberapa upaya pencegahan antraks di Indonesia.

1. Isolasi

Pemerintah mengisolasi hewan ternak yang terjangkit antraks. Dengan begitu, penyebaran penyakit ini bisa dicegah. Pedagang juga harus memiliki surat keterangan Kesehatan hewan jika jual beli dari luar daerah.

2. Edukasi

Pemerintah juga mengedukasi masyarakat tentang bahaya antraks dan gejalanya. Dengan begitu, masyarakat tidak lagi menyembelih dan mengonsumsi daging sapi yang sakit.

3. Vaksinasi

Untuk mencegah penularan dari hewan ke hewan ternak lain, pemerintah juga melakukan vaksinasi. Pada pertengahan tahun 2023 ini, Kementan sudah membagikan 96.000 dosis vaksin ke berbagai provinsi di Indonesia.[5]

4. Profilaksis

Untuk mencegah infeksi antraks pada manusia, pemerintah juga memberikan profilaksis pada masyarakat yang berisiko tertular antraks. Pemerintah memberikan pengobatan profilaksis pada warga yang berinteraksi dengan hewan yang terjangkit, baik dalam proses penyembelihan maupun mengonsumsi daging sapi tersebut.

Itulah pembahasan mengenai sejarah antraks di Indonesia. Meskipun pemberantasan penyakit ini cukup sulit, namun kerja sama antara pemerintah dan warga pasti bisa mengendalikan dan mencegah penyebarannya. Ingin tahu informasi penting lain terkait hewan ternak dan peliharaan? Follow saja akun media sosial Kawan Hewan lewat di sini.




Sumber Sejarah Anthrax di Indonesia:


Post: Blog2 Post
bottom of page