Pasti Anda sudah tidak asing lagi dengan penyakit antraks yang juga populer dengan nama penyakit sapi gila. Namun, mungkin banyak yang belum tahu tentang sejarah antraks di Indonesia.
Foto oleh freepik
Sejarah Anthrax di Indonesia
Nama anthrax berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti batu bara. Ini karena salah satu gejala penyakitnya adalah luka berwarna hitam seperti batu bara.
Penyebab penyakit ini adalah bakteri Bacillus anthracis. Bakteri tersebut menginfeksi herbivora, khususnya sapi. Manusia juga bisa tertular jika melakukan kontak langsung atau mengonsumsi daging hewan yang terjangkit antraks.
Penyakit ini sangat sulit diberantas karena bakteri penyebabnya mampu menghasilkan spora dan bertahan hingga puluhan tahun. Oleh karena itu, hampir setiap tahun terjadi wabah antraks di Indonesia.
Lantas kapan dan dimana penyakit ini muncul pertama kalinya? Menurut Centers for Disease Control and Prevention Amerika, penyakit antraks pertama kali muncul di Mesir 700 tahun sebelum masehi.
Lalu, bagaimana sejarah antraks di Indonesia? kapan penyakit ini mulai masuk ke Indonesia?
Menurut Petunjuk Teknis Pencegahan dan Pengendalian Antraks Kementerian Kesehatan, kasus antraks di Indonesia pertama kali terjadi pada tahun 1832 di Sulawesi Tenggara.
Tepatnya, kasus tersebut terjadi di Kecamatan Tirawuta dan juga kecamatan Mowewe, Kabupaten Kolaka, Sulteng. Setelah itu, kasus selanjutnya yang menarik perhatian adalah meninggalnya 36 orang di kecamatan yang sama pada tahun 1969 akibat memakan daging.
Tahun 1973, 7 orang juga meninggal sesudah makan daging di Kecamatan Tirawuta, Kolaka, Sulteng.
Selain di Sulawesi Tenggara, wabah antraks juga terjadi di Teluk Betung, Lampung pada tahun 1884. Sementara itu, pada tahun 1885, wabah tersebut mulai terjangkit di provinsi lain yaitu Bali dan Sumatera Selatan.
Data Kasus Antraks di Indonesia
Untuk data sejarah antraks di Indonesiabisa Anda lihat melalui tabel berikut.
No | Tahun | Wilayah |
1 | 1832 | Kolaka, Sulawesi Tenggara |
2 | 1884 | Teluk Betung, Lampung |
3 | 1885 | Bali, Sumatera Selatan, Lampung |
4 | 1969 | Kolaka, Sulawesi Tenggara |
5 | 1973 | Sulawesi Tenggara |
6 | 1976 | Bima, NTB |
7 | 1977 | Dompu dan Sumbawa Besar |
8 | 1985 | Paniai, Irian Jaya |
9 | 1990 | Semarang, Demak, Boyolali Jateng |
10 | 1996 - 2001 | NTT |
11 | 2000 | Purwakarta, Jabar |
12 | 2001 | Bogor, Jabar |
13 | 2007 | Sumba Barat |
14 | 2010 | Sulawesi Selatan |
15 | 2013 | Sulawesi Selatan |
16 | 2014 | Jatim dan Sulsel |
17 | 2015 - 2016 | Sulsel, Yogyakarta |
18 | 2016 - 2018 | Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Barat, Jatim, NTB, dan Yogyakarta |
19 | 2020 - 2022 | Yogyakarta, Jatim, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Jateng |
Pada tahun 2023, kasus yang sedang menjadi perbincangan hangat adalah kasus antraks di Gunung Kidul Yogyakarta yang menyebabkan 3 korban meninggal. Satu korban menjadi suspek antraks karena telah menjalani pemeriksaan.
Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan mengkategorikan kasus ini sebagai kejadian luar biasa.
Sejarah antraks di Indonesia berulang di beberapa daerah karena memang spora bakteri tersebut bisa bertahan hingga puluhan tahun.
Peran Pemerintah dalam Mengendalikan Penyakit Antraks
Berdasarkan sejarah antraks pada sapi di Indonesia, dapat disimpulkan bahwa wabah ini selalu berulang. Beberapa wabah juga terjadi di wilayah yang sama.
Terbukti bahwa pemberantasan penyakit ini cukup sulit. Meski sejarah antraks di Indonesia sudah cukup lama, pemerintah melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Kesehatan terus berusaha melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan dan mencegah wabah ini.[4]
Dengan begitu, kasus terjadinya wabah antraks di Indonesia tidak terulang kembali. Berikut adalah beberapa upaya pencegahan antraks di Indonesia.
1. Isolasi
Pemerintah mengisolasi hewan ternak yang terjangkit antraks. Dengan begitu, penyebaran penyakit ini bisa dicegah. Pedagang juga harus memiliki surat keterangan Kesehatan hewan jika jual beli dari luar daerah.
2. Edukasi
Pemerintah juga mengedukasi masyarakat tentang bahaya antraks dan gejalanya. Dengan begitu, masyarakat tidak lagi menyembelih dan mengonsumsi daging sapi yang sakit.
3. Vaksinasi
Untuk mencegah penularan dari hewan ke hewan ternak lain, pemerintah juga melakukan vaksinasi. Pada pertengahan tahun 2023 ini, Kementan sudah membagikan 96.000 dosis vaksin ke berbagai provinsi di Indonesia.[5]
4. Profilaksis
Untuk mencegah infeksi antraks pada manusia, pemerintah juga memberikan profilaksis pada masyarakat yang berisiko tertular antraks. Pemerintah memberikan pengobatan profilaksis pada warga yang berinteraksi dengan hewan yang terjangkit, baik dalam proses penyembelihan maupun mengonsumsi daging sapi tersebut.
Itulah pembahasan mengenai sejarah antraks di Indonesia. Meskipun pemberantasan penyakit ini cukup sulit, namun kerja sama antara pemerintah dan warga pasti bisa mengendalikan dan mencegah penyebarannya. Ingin tahu informasi penting lain terkait hewan ternak dan peliharaan? Follow saja akun media sosial Kawan Hewan lewat di sini.
What I really appreciate about this platform is the variety of betting options available. Whether it’s sports or other events, there’s always something to choose from. I’ve never had trouble finding a match or placing a bet, and everything just works without any glitches. After using it for a while, I came across 1win and found some great features that kept me coming back. The platform is fast and efficient, which is exactly what I look for.
友人と一緒にスポーツ観戦をするのが趣味ですが、最近はベッティングも楽しむようになりました。このサイトは特におすすめです。https://melbetjp.com/ はオッズが競争力があり、ライブベッティングの機能も充実しています。試合を見ながらリアルタイムで賭けるのがとても楽しいです。アプリもあるので、外出先でも簡単にベットできるのが便利です。入出金も安心で、サポートも充実しているので、初めての人でも安心して利用できます。
My experience with the fintech services at Card Issuing has been transformative for our business operations. Their commitment to providing scalable, secure, and comprehensive financial solutions has enabled us to expand our offerings, meeting the needs of a diverse client base more effectively than ever before.
I used MasterPapers https://www.masterpapers.com/ for a critical essay, and I was impressed by the level of detail and analysis the writer provided. The essay was not only informative but also engaging and well-structured. The entire process, from ordering to delivery, was seamless and straightforward. I’ll definitely use their services again for my academic needs and recommend them to my peers.