top of page
  • admin

Dijuluki Sebagai Kota Wali, Inilah Sejarah Gresik Dan Asal Usul Penamaannya!


Foto udara Kota Gresik, Wilayah Industri Gresik dan Pelabuhan di Gresik (foto oleh flickr)


Seperti yang kita tahu bahwa Gresik merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di pesisir Jawa Timur. Selain selalu dijuluki sebagai Kota Wali, Gresik juga merupakan tempat berdirinya sebuah pabrik semen pertama dan terbesar di Indonesia yaitu Semen Gresik. Wilayah yang terbagi menjadi 18 Kecamatan ini memang menyimpan banyak sekali sejarah yang menarik untuk dipelajari. Lalu, bagaimana sebenarnya sejarah Gresik? Simak berikut ulasannya!


Sejarah Gresik

Gresik merupakan sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang dikenal pada abad ke-11 sebagai salah satu pusat perdagangan ketika itu. Dikarenakan menjadi pusat perdagangan, Gresik kerap dikunjungi oleh para pedagang dari Arab, China, Gujarat, Siam, Bengali, Kalkuta sampai Campa.

Gresik kemudian semakin dikenal saat berkembangnya Agama Islam di Tanah Jawa. Penyebaran Agama Islam di Tanah Jawa ini tidak terlepas dari dua orang tokoh bernama Syekh Maulana Malik Ibrahim dan Fatimah Binti Maimun.

Syekh Maulana Malik menyebarkan Agama Islam di Gresik dengan cara yang unik yaitu bergaul dengan masyarakat setempat. Beliau tidak langsung menentang Agama serta kepercayaan masyarakat yang saat itu dianut. Melainkan menunjukkan berbagai keindahan serta kebaikan Agama Islam.

Karena usahanya tersebut, akhirnya banyak masyarakat yang berbondong-bondong untuk masuk Agama Islam. Setelah berhasil menarik hati masyarakat setempat, Syekh Maulana Malik kemudian berdagang di Desa Romo, Manyar, Gresik.

Dalam perjalananya, Syekh Maulana Malik juga pernah berkunjung ke Ibu Kota Mahapahit di Trowulan. Kedatangannya ini disambut baik oleh Raja Brawijaya dan langsung diberikan kepercayaan untuk memimpin Gresik di bawah kedaulatan Kerajaan Majapahit. Berkat perannya ini, Syekh Maulana Malik disebut juga sebagai Sunan Gresik.


Perkembangan Kabupaten Gresik

Tahukah anda? Perkembangan Kabupaten Gresik memang tidak terlepas dari peran seorang janda kaya bernama Nyai Ageng Pinatih. Janda kaya raya ini menemukan seorang bayi dari Blambangan yang diberi nama Jaka Samudra. Bayi yang ditemukan di laut itu dirawatnya dan kemudian setelah beranjak dewasa, Jaka Samudra diberi gelar Raden Paku.

Setelah dewasa, Raden Paku pergi menemui ayahnya yaitu Syekh Maulana Ishak di Samudera Pasai. Syekh Maulana Ishak memberikan perintah kepada Rade Paku untuk membangun Pondok Pesantren di Gresik.

Raden Paku kemudian mendirikan sebuah pesantren diatas tanah yang mirip dengan tanah tempat tinggal ayahandanya. Pesantren tersebut berdiri di Bukit Giri, Kecamatan Kebomas, Gresik. Seiring berjalannya waktu, Giri Kedaton dialihfungsikan sebagai Pusat Kerajaan Islam dimana pengaruhnya menyebar sampai ke Maluku.

Atas dedikasinya, Raden Paku kemudian dinobatkan sebagai penguasa Pemerintahan Gresik pada tahun 1487 dengan gelar Prabu Satmoto. Tahun dimana Raden Paku dinobatkan sebagai penguasa Pemerintahan, akhirnya pada tahun 1487 ditetapkan sebagai Hari Lahirnya Kota Gresik. Prabu Satmoto menjabat selama 30 tahun dan kemudian dilanjutkan oleh keturunannya hingga kurang lebih 200 tahun.


Lalu, Bagaimana Asal Usul Nama Gresik?

Terdapat beberapa versi mengenai asal usul nama Gresik. Dalam Babad Hing Gresik, wilayah ini disebut Gerwasi. Sementara dalam Prasasti Karang Bogem menyebut nama Gresik secara gamblang pada bagian kalimat pembuka.

Di masa penjajahan, China menyebut Kota Gresik dengan istilah T’Se T’Sun atau dalam bahasa Indonesia artinya Kampung Kotor. Dalam peta kuno yang dibuat Portugis sekitar abad ke 15, Gresik disebut dengan sebutan Gerwarace, Agace dan Agati. Sedangkan pada masa kolonial Belanda, Gresik disebut sebagai Grisse.

Nama Gresik berasal dari kata Giri Gisik yang berarti gunung di tepi pantai. Nama ini diambil merujuk pada topografi Kabupaten Gresik yang berada di pinggir pantai. Awal mulanya, Gresik merupakan salah satu kawedanan dalam Kabupaten Surabaya.

Namun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1974, Kabupaten Surabaya diubah menjadi Kabupaten Gresik. Kabupaten Gresik termasuk dalam sub wilayah pengembangan dari Jawa Timur dimana kegiatannya diarahkan pada sektor industri, pertanian, pendidikan, maritim serta wisata.

Kabupaten ini juga dikenal sebagai Kota Wali. Hal ini ditandai dengan keberadaan makam para wali seperti makam Sunan Giri, Fatimah Biniti Maimum, Syekh Maulana Malik, Syekh Maulana Ishak dan masih banyak lagi. Selain dijuluki sebagai Kota Wali, Gresik juga dikenal sebagai Kota Industri. Hal ini tentu saja karena banyak sekali sektor industri yang berdiri disini seperti industri semen, industri elektronik, industri tekstil dan masih banyak lagi.

Dalam hal kecintaan terhadap hewan peliharaan, berdasarkan hasil survey terhadap pelanggan Kawan Hewan, Sebagian besar masyarakat Gresik lebih memilih kucing sebagai hewan peliharaannya. Hal ini cukup wajar mengingat sebagian besar warga Gresik beragama Islam dan Gresik sendiri merupakan salah satu pusat penyebaran awal Agama Islam di Pulau Jawa.


Post: Blog2 Post
bottom of page