foto oleh unsplash
Seperti yang kita tahu bahwa hampir semua hewan peliharaan berbulu baik itu kucing maupun anjing berpotensi menjadi inang ektoparasit seperti kutu, caplak, tungau maupun pinjal. Sebagai pemilik hewan berbulu terutama kucing, tentu anda perlu mengenal apa itu ektoparasit pada kucing dan bagaimana cara pencegahannya.
Berikut Sekilas Tentang Ektoparasit Pada Kucing Dan Cara Pencegahannya!
Walaupun kucing liar memiliki potensi besar terhadap ektoparasit daripada kucing rumahan, namun sebagai pemilik hewan berbulu ini anda perlu benar-benar tahu apa itu ektoparasit pada kucing yang sebenarnya. Nah, ektoparasit para kucing sendiri merupakan parasite yang tinggal diluar tubuh inangnya. Jadi, parasit jenis ini akan hidup, tumbuh dan berkembangbiak di bagian seperti kulit dan bulu.
Hal ini tentu saja sangatlah menganggu terlebih lagi jika kucing anda memiliki bulu yang tebal dan panjang. Jika dibiarkan, maka kucing akan terlihat lebih sering menggaruk dan menjilati badan. Terlebih lagi jika ekstoparasit tersebut telah menyebar dan berkembangbiak maka kondisi kucing anda akan lebih parah bahkan akan terjadi luka akibat gigitan dan garukan. Selain itu jika dibiarkan terus maka anabul dapat mengalami anemia karena sebagian dari ektoparasit juga menyedot darah inangnya.
Seperti telah disebutkan diatas bahwa kucing liar memiki resiko tinggi terkena infeksi ini dibandingkan kucing yang dirawat. Hal ini karena interaksi kucing liar dengan manusia lebih intens terutama di daerah pasar atau daerah lain yang padat penduduknya. Selain itu kucing liar juga biasanya memiliki habitat yang kurang higienis jika dibandingkan kucing rumahan.
Lalu, bagaimana pencegahan agar kucing tidak terkena ektoparasit? Sebenarnya terdapat beberapa cara agar kucing anda tidak terkena infeksi ektoparasit. Hanya saja, sebelum anda mengetahuinya jauh lebih baik jika anda tahu terlebih dahulu spesies ektoparasit yang sering menginfeksi kucing:
Pinjal/Fleas (C. Felis)
Jenis yang pertama yaitu Pinjal/Fleas. Spesies ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Memiliki bentuk tubuh pipih laterolateral.
Bisa dilihat dengan kasat mata.
Siklus hidupnya berada di inang dan lingkungan. Jika masa telur sampai larva spesies ini hidup di lingkungan dan ketika sudah dewasa bisa hidup di inang.
Kutu Atau Lice (Felicola Subrostratus)
Selanjutnya ada kutu yang pastinya sudah tidak asing lagi untuk kita dengar. Berikut ciri-ciri kutu atau lice:
Bisa dilihat dengan kasat mata.
Bentuk tubuhnya pipih.
Siklus hidupnya ada pada tubuh kucing dari telur sampai dewasa. Kutu sering terlihat menempel pada bulu kucing.
Tungau/Noteodres Cati
Terakhir ada tungau atau Noteodres Cati, spesies ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Memiliki bentuk tubuh yang pipih dorso-ventral.
Bentuknya tubuhnya sangat kecul sehingga tidak bisa dilihat dengan kasat mata serta hanya bisa dilihat dengan menggunakan microskop.
Siklus hidupnya ada di inang dan lingkungan.
Itulah tiga jenis ektoparasit yang biasa menjangkiti kucing. Pencegahan tentu menjadi hal yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh semua pemilik hewan berbulu ini. Berikut ini langkah pencegahan ektoparasit pada kucing:
Lakukan grooming secara rutin minimal 1 bulan sekali dengan menggunakan shampoo anti kutu. (jika Anda tidak bisa atau tidak sempat melakukan hal ini, bawa saja anabul ke petshop terdekat untuk di grooming)
Cukupi asupan makanannya, pastikan pilihlah makanan yang bergizi dan mengandung protein tinggi.
Rutin memberikan obat anti kutu untuk mencegah sekaligus pengobatan dari kutu, pinjal serta tungau (Untuk dosis dan penggunaanya dapat dikonsultasikan ke dokter hewan terdekat ya!)
Memastikan jika lingkungan tempat tinggal kucing bersih. Sebaiknya rutinlah membersihkan lingkungannya dengan menggunakan desinfektan.
Rutin mengecek kesehatannya kepada dokter hewan terdekat.
Mengurangi frekuensi kucing berkeliaran diluar rumah.
Langkah terakhir ini biasanya lebih mudah ditempuh saat kucing sudah menjalani proses sterilisasi. Kucing jantan dan betina biasanya memiliki siklus birahi yang membuat mereka secara alami mencari pasangan pada saat masa kawin. Pada saat itu mereka lebih mudah bertemu kucing liar atau terlibat perkelahian dengan kucing lain. Hal inilah yang berisiko menularkan ektoparasit. Dengan steriliasasi, maka hal ini bisa dicegah.
Nah, demikian sekilas tentang ektoparasit pada kucing dan cara pencegahan yang sebaiknya benar-benar anda ketahui. Ketahui hal tersebut agar anda tidak keliru lagi mengenai hal-hal yang bisa menganggu kondisi kesehatan kucing kesayangan anda. Semoga bermanfaat!
Comentários